Rabu, 24 November 2010

Siklus Pendapatan Penjualan & Penagihan Kas

Ø AKTIVITAS BISNIS SIKLUS PENDAPATAN

Empat aktivitas dasar bisnis yang dilakukan dalam siklus pendapatan sebagai berikut :

1. Penerimaan pesanan dari para pelanggan :

· mengambil pesanan pelanggan

· Persetujuan kredit

· Memeriksa ketersediaan persediaan

· Menjawab permintaan pelanggan

2. Pengiriman barang :

· Ambil dan pak pesanan

· Kirim pesanan

3. Penagihan dan piutang usaha :

· Penagihan

· Pemeliharaan data piutang usaha

· Pengecualian : Penyesuaian rekening dan penghapusan

Ø Prosedur Pemrosesan Informasi :

· Tujuan siklus pendapatan :
1.Semua transaksi telah diotorisasikan dengan benar
2.Semua transaksi yang dicatat valid (benar2 terjadi)
3.Semua transaksi yang valid, dan disahkan, telah dicatat
4.Semua transaksi dicatat dengan akurat
5.Asetdijaga dari kehilangan ataupun pencurian
6.Aktivitas bisnis dilaksanakan secara efisien dan efektif

· Entri pesanan penjualan
Ancaman :
1. pesanan pelanggan yang tidak lengkap atau tidak akurat
2. Penjualan secara kredit ke pelanggan yang memiliki catt. Kredit buruk
3. Legitimasi pesanan
4. Habisnya persediaan, biaya penggudangan, dan pengurangan harga

· Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan:
1. Pemeriksaan edit entri data
2. Persetujuan kredit oleh manajer bag. Kredit bukan oleh fungsi penjualan: catt yang akurat atas saldo rek. pelanggan
3. Ttd diatas dokumen kertas, ttd digital dan sertifikat digital untuk e-biz
4. Sistem pengendalian persediaan

· Pengiriman
Ancaman:
1. Kesalahan pengiriman: barang dag., jumlah dan alamat yang salah
2. Pencurian persediaan

Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan:
1. Rekonsiliasi pesanan penjulana dengan kartu pengambilan dan slip pengepakan: pemindai kode garis
Pengendalian aplikasi entri data
2. Batasi akses fisik ke persediaan

· Penagihan dan piutang usaha
Ancaman:
1. Kegagalan untuk menagih pelanggan
2. Kesalahan dalam penagihan
3. Kesalahan dalam memasukkan data ketika memperbarui piutang usaha

Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan:
1. Pemisahan fungsi pengiriman dan penagihan
2. Pengendalian edit entri data
Daftar harga
3. Rekonsiliasi buku pembantu piutang usaha dengan buku besar: laporan bulanan ke pelanggan

· Penagihan kas
Ancaman:
1. Pencurian kas Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan:
2. Pemisahan tugas; minimalisasi penanganan kas; kesepakatan lockbox;

konfirmasikan pengesahan dan penyimpanan semua penerimaan
Rekonsiliasi periodic laporan bank dengan catt seseorang yang tidak terlibat

dalam pemrosesan penerimaan kas

· Masalah2 pengendalian umum
Ancaman:
1. Kehilangan data
2. Kinerja yang buruk

Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan:
1. Prosedur cadangan dan pemulihan dari bencana; pengendalian akses (secara fisik dan logis)
2. Persiapan dan tinjauan laporan kinerja

Ø SIKLUS PENGELUARAN PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS

Siklus pengeluaran adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa
Tujuan utama siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan biaya total memperoleh dan memelihara persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan yang dibutuhkan organisasi untuk berfungsi.

Ø AKTIVITAS BISNIS SIKLUS PENGELUARAN
3 aktivitas bisnis dalam siklus pengeluaran :

· Memesan barang, perlengkapan, dan layanan
1. permintaan pembelian
2. membuat pesanan pembelian
3. meningkatkan efisiensi dan efektivitas

· menerima dan menyimpan barang, perlengkapan dan layanan
1. meningkatkan efisiensi dan efektivitas

· Membayar barang, perlengkapan dan layanan
1. Menyetujui faktur penjualan dari vendor untuk dibayar

Ø Ancaman dan pengendalian dalam siklus pengeluaran

proses aktivitas:
1. Pesan barang
Ancaman:
1. mencegah kehabisan atau kelebihan persediaan
2.Meminta barang yang tidak dibutuhkan
3. Membeli dgn harga yang dinaikkan
4. Membeli barang berkualitas rendah
5. Membeli dari pemasok yang tidak diotorisasi
6. Komisi (kickback)

Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan:
1. Sistem pengendalian persediaan; Catt persediaan perpetual; teknologi kode garis; penghitungan persediaan secara periodik
2. Catt persediaan perpetual yang akurat; persetujuan permintaan pembelian
3. Meminta penawaran kompetitif; gunakan pemasok yang disetujui; persetujuan pesanan pembelian; pengendalian anggaran
4. Gunakan vendor yang disetujui; awasi kinerja vendor; pengendalian anggaran
5. Persetujuan pesanan pembelian; batasi akses ke file utama pemasok
6. Kebijakan; mintalah bag. Pembelian untuk mengungkapkan kepentingan financial dengan pemasok; audit vendor

2. Terima dan simpan barang

Ancaman:
1. Menerima barang yang tidak dipesan
2. Membuat kesalahan dalam penghitungan
3. Mencuri persediaan

Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan:
1. Minta bagian penerimaan untuk memverifikasi keberadaan pesanan pembelian yang valid
2. Dokumentasikan kinerja pegawai; insentif untuk penghitungan yang akurat
3. Pengendalian akses fisik; penghitungan periodic persediaan dan rekonsiliasi perhitungan fisik dengan catt; dokumentasikan semua kiriman persediaan

3. Setujui dan bayar faktur dari vendor

Ancaman:
1. Gagal menagkap kesalahan dalam faktur dari vendor
2. Membayar barang yang tidak diterima
3. Gagal memanfaatkan diskon pembelian yang tersedia
4. Membayar faktur yang sama 2x
5. Kesalahan mencatat dan memasukkan data dalam utang usaha
6. menyalahgunakan kas, cek.

Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan:
1. Periksa kembali akurasi faktur; training bagi pegawai bag. Utang usaha
2. Hanya membayar faktur yang didukung oleh laporan penerimaan asli
3. Penyimpanan file yang tepat; anggaran arus kas
4. Hanya membayar faktur yang didukung oleh bundle voucher asli
5. Pengendalian edit berbagai entri data dan pemrosesan
6. Batasi akses ke cek kosong, mesin penandatangan cek; pemisahan tugas antara bagian utang usaha dengan kasir; rekonsiliasi rek bank oleh orang yang independent dari proses pengeluaran kas; alat perlindungan cek termasuk positive pay.

4. Pengendalian umum

Ancaman:
1. Kehilangan data
2. Kinerja kurang baik

Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan:
1. Buat cadangan dan rencana pemulihan dari bencana; pengendalian akses fisik dan logis
2. Pembuatan dan peninjauan ulang secara periodic; laporan kinerja yang memadai

Kebutuhan Informasi Siklus Pendapatan dan Model Data

SIA didesain untuk mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data kegiatan bisnis agar manajemen mendapatkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan.

Kebutuhan Informasi Siklus Pendapatan: Data Operasional


Data operasional dibutuhkan untuk mengawasi kinerja dan untuk melakukan tugas-tugas rutin berikut ini :

• Merespons pertanyaan pelanggan mengenai saldo akun dan status pesanan
• Memutuskan apakah kredit pelanggan tertentu dapat ditambah atau tidak
• Menentukan ketersediaan persediaan
• Memilih metode untuk mengirim barang


Kebutuhan Informasi Siklus Pendapatan: Informasi Sekarang dan Masa Lalu

Informasi yang lampau dan yang saat ini diperlukan agar menajemen dapat membuat keputusan strategis berikut ini :

• Menentukan harga produk dan jasa
• Menetapkan kebijakan mengenai retur penjualan dan garansi
• Memutuskan jangka waktu kredit yang ditawarkan
• Menentukan kebutuhan pinjaman jangka pendek
• Merencanakan kampanye pemasaran yang baru

Kebutuhan Informasi Siklus Pendapatan: Penilaian Kinerja

SIA juga harus menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mengevaluasi kinerja proses yang penting berikut ini :

• Waktu respons terhadap pertanyaan pelanggan
• Waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi dan mengirim pesanan
• Persentase penjualan yang membutuhkan pemesanan ulang
• Tingkat dan tren kepuasan pelanggan
• Analisis pangsa pasar dan tren penjualan
• Analisis profitabilitas berdasarkan produk, pelanggan, dan area penjualan
• Volume penjualan dalam dolar dan jumlah pelanggan
• Keefektifan iklan dan promosi
• Kinerja staf penjualan
• Pengeluaran piutang ragu-ragu dan kebijakan kredit

http://www.scribd.com/doc/20308942/http-datakuliah-tk-Revenue-Cycle-Siklus-Pendapatan-Setiawantw

http://miftah.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/13147/pengolahan+informasi.pdf

Rabu, 10 November 2010

Audit Sistem Informasi Berbasis Komputer

Audit Sistem Informasi adalah sebuah proses yang sistematis dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti untuk menentukan bahwa sebuah sistem informasi berbasis komputer yang digunakan oleh organisasi telah dapat mencapai tujuannya.
Dimana Pengertian Audit itu sendri yaitu :
Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi.

Ø Secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan (Mulyadi, 2002). Suatu proses sistematik artinya suatu rangkaian langkah atau prosedur yang logis, berangka dan terorganisasi. Proses sistematik ditujukan untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha.

Yang dimaksud dengan pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi adalah hasil proses akuntansi. Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria atau standar yang dipakai sebagai dasar untuk menilai pernyataan dapat berupa peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif, anggaran atau ukuran prestasi lain yang telah ditetapkan oleh manajemen, prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Penyampaian hasil auditing sering disebut dengan atestasi dan dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit kepada pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit tersebut.

Meskipun berbagai macam tipe audit dilaksanakan, sebagian besar audit menekankan pada sistem informasi akuntansi dalam suatu organisasi dan pencatatan keuangan dan pelaksanaan operasi organisasi yang efektif dan efisien.

Ø Sifat – Sifat Audit

Ditinjau dari segi kelompok pelaksana audit dan derajat independensi,
ada dua jenis sifat audit:

1. Independen atau external auditing
yakni audit yang dilakukan oleh kantor akuntan publik, yang tentu lebih independen dibandingkan dengan pihak internal organisasi

2. Internal auditing
yaitu audit yang dilakukan oleh akuntan internal, misalnya Pertamina atau BUMN lainnya yang diaudit oleh satuan pengawasan intern, atau bahkan oleh BPKP.

Sebenarnya konsep dan prinsip auditing baik di lingkungan manual dan lingkungan sistem informasi yang berbasis komputer tidak berubah, yang berubah adalah metode dan tekniknya saja, Beberapa teknik dan metode tersebut berbeda karena antara lain disebabkan:

  • Otomatisasi, yaitu seluruh proses di dalam pemrosesan data elektronik mulai dari input hingga output cenderung secara otomatis, bentuk penggunaan dan jumlah kertas cenderung minimal, bahkan seringkali tidak ada (paperless office) sehingga untuk penelusuran dokumen (tracing) audit berkurang dibandingkan sistem manual yang banyak menggunakan dokumen dan kertas.
  • Keterkaitan aktivitas yang berhubungan dengan catatan-catatan yang kurang terjaga.
  • Dengan sistem online mengakibatkan output seringkali tidak tercetak.
  • “Audit Arround Computer” yang mengabaikan sistem komputer tetapi yang dilihat atau yang diuji adalah Input dan Output.
  • ”Audit Through Computer” menggunakan bantuan komputer (atau software) untuk mengaudit.

Untuk itu seringkali dalam proses pengembangan sebuah sisem informasi akuntansi berbasis komputer melibatkan akuntan. Jika akuntan terlibat dalam desain sistem PDE sebuah organisasi maka akan memudahkan pengendalian dan penelusuran audit ketika klien tersebut meminta untuk pekerjaan audit. Ada 2 keuntungan jika seorang akuntan terlibat dalam disain sistem informasi dalam lingkungan pemrosesan data elektronik, yaitu pertama, meminimalisasi biaya modifikasi sistem setelah implementasi dan kedua, mengurangi pengujian selama proses audit.

Ø Audit system informasi

Secara garis besar ialah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti untuk menentukan apakah suatu system aplikasi komputerisasi telah menetapkan dan menerapkan system pengendalian intern yang memadai, semua aktiva dilindungi dengan baik/tidak disalahgunakan serta terjaminnya integritas data, keandalan serta efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan system informasi berbasis computer. Audit system informasi dilakukan untuk dapat menilai sebagai berilut :
a. Apakah system komputerisasi suatu organisasi/perusahaan dapat mendukung pengamanan asset
b. Apakah system komputerisasi dapat mendukung pencapaian tujuan organisasi / perusahaan
c. Apakah system komputerisasi tersebut efektif,efisien dan data integrity terjamin.

Berikut ini dijelaskan secara terperinci tahap-tahap audit tersebut.

1. PERENCANAAN AUDIT PENDAHULUAN

Tahap pertama ini untuk menentukan kebutuhan audit serta menetapkan cakupan dan tujuan audit. Langkah selanjutnya mencari informasi mengenai industri perusahaan, meneliti kertas kerja tahun sebelumnya, mempersiapkan program audit, memperoleh pemahaman mengenai bisnis perusahaan dan mempersiapkan prosedur analitis. Prosedur analitis adalah tes untuk menguji hubungan antara data keuangan dan non keuangan dan untuk menyelidiki ketidakkonsistenan yang material.

2. REVIEW PENDAHULUAN TERHADAP STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL

Kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Pemeriksaan, Dokumentasi, dan Penilaian Sistem Pengendalian Internal. Auditor harus memahami terlebih dahulu mengenai sistem pengendalian internal perusahaan. Dengan pemahaman tersebut, auditor dapat menilai kekuatan dan kelemahan sistem pengendalian internal. Auditor sebaiknya menggunakan berbagai teknik untuk mengumpulkan fakta, seperti memeriksa kembali catatan dan dokumen, mengamati kegiatan, interview dengan personel inti dan memberikan kuisioner.

b. Menilai dan Mengelompokkan Tingkat Resiko Pengendalian. Terdapat beberapa langkah :

1. Auditor melakukan penilaian pendahuluan berkaitan dengan keefektifan operasi dalam struktur pengendalian internal dan pengendalian khusus yang diterapkan dalam SAI harus diidentifikasi.

2. Auditor harus membuat judgement (penilaian) agar pengendalian internal yang diimplementasikan adalah pengendalian yang kritis dan mereka dapat bekerja sesuai yang ditentukan oleh manajemen.

3. Auditor harus menilai setiap kekuatan pengendalian internal, sehingga risiko pengendalian dapat diperkirakan. Pada tingkat di mana risiko itu berada dalam suatu kisaran yang dapat diterima, auditor mempersiapkan program audit yang menunjukkan langkah pengujian kekuatan pengendalian yang terkait.

Resiko pengendalian diartikan sebagai risiko yang menunjukkan pernyataan salah secara material dalam asersi-asersi yang mengarah pada kesalahan yang signifikan dalam laporan keuangan.

c. Keefektifan Biaya dalam Pengujian Pengendalian. Pengujian terhadap risiko pengendalian pendahuluan harus mempertimbangkan faktor biaya. Oleh karena itu alternatif yang mungkin bisa dilakukan oleh seseorang dengan adanya audit lebih memperluas prosedur pengujian substanstif.

3. PENGUJIAN PENGENDALIAN DALAM AUDIT

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah :

1. Melakukan Pengujian Pengendalian. Pengujian pengendalian adalah pengumpulan bukti-bukti yang berfungsi secara efektif dan konsisten.

2. Mengevaluasi Pengujian Pengendalian yang diperoleh. Setelah memperoleh hasil-hasil pengujian, auditor dapat mengevaluasi efektifitas operasional dari sistem pengendalian internal. Bukti tersebut mendukung penemuan audit untuk tiap-tiap siklus transaksi yang dievaluasi. Evaluasi yang dihasilkan ini menunjukkan judgement auditor yang terbaik berkaitan dengan (a) memadainya pengendalian yang diamati dan (b) kemampuan menemukan ketidakcukupan hasil pengujian.

3. Penilaian Akhir terhadap Risiko Pengendalian. Berdasarkan evaluasi di atas auditor menilai tingkat risiko pengendalian tertentu untuk tiap-tiap kelompok transaksi yang utama. Tingkat risiko pengendalian akhir memberikan dasar untuk memperkirakan tingkat risiko yang terdeteksi yang akan datang, sifat, waktu, serta luasnya prosedur pengujian substantif.

4. Mengembangkan Program Audit Final. Program audit meliputi prosedur-prosedur khusus yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan audit. Auditor menyatakan sifat dan prosedur pengujian yang menunjukkan luas dan waktu dibutuhkan

4. PENGUJIAN SUBSTANTIF

Langkah-langkahnya adalah:

1. Memilih dan Melaksanakan Pengujian Substanstif. Pengujian substantiv merupakan bagian terbesar dari program audit.Tujuan dari pengujian substantiv dalam audit keuangan adalah untuk memberikan asersi laporan keuangan yang valid yang dibuat oleh manajemen. Tiga pengujian substantiv tersebut adalah: (1) melakukan prosedur analitis final, (2) menguji rekening neraca, (3) menguji secara rinci kelompok-kelompok transaksi. Jumlah pengujian substantiv didasarkan pada risiko terdeteksi final untuk tiap-tiap golongan transaksi utama.

2. Mengevaluasi Pengujian Substantif. Dalam evaluasi ini, hasil pengujian yang dapat diterima, untuk meminimalisasi kemungkinan kesalahan-kesalahan yang material dan pernyataan yang salah dalam asersi laporan keuangan. Hasil pengujian yang tidak dapat diterima memerlukan penambahan sample dalam transaksi sebelum audit dapat diselesaikan.

5. PELAPORAN AUDIT

Tahap final audit ini adalah untuk memberikan laporan audit berkaitan dengan permasalahan yang ada di perusahaan.Langkah-langkahnya adalah:

* Mencatat Laporan Audit.

* Mencatat Kondisi-kondisi yang dapat dilaporkan. Auditor harus membuat catatan atas kondisi-kondisi yang dilaporkan kepada dewan audit, mencakup kecurangan-kecurangan yang signifikan dalam perancangan atau operasi dari sistem pengendalian internal perusahaan.

Ø Software Komputer

Beberapa program komputer, yang disebut computer audit software (CAS) atau generalized audit software (GAS), telah dibuat secara khusus untuk auditor. CAS adalah program komputer yang, berdasarkan spesifikasi dari auditor, menghasilkan program yang melaksanakan fungsi-fungsi audit.

· Pemakaian Software computer :
• Langkah pertama auditor adalah memutuskan tujuan-tujuan audit, mempelajari file serta databse yang akan diaudit, merancang laporan audit, dan menetapkan bagaimana cara menghasilkannya.
• Informasi ini akan dicatat dalam lembar spesifikasi dan dimasukkan ke dalam sistem melalui program input data.
• Program ini membuat catatan spesifikasi yang digunakan CAS untuk menghasilkan satu atau lebih program audit.
• Program audit memproses file-file sumber dan melaksanakan operasional audit yang dibutuhkan untuk menghasilkan laporan audit yang telah ditentukan.


Fungsi Umum Software Audit Komputer :
– Pemformatan ulang
– Manipulasi file
– Perhitungan
– Pemilihan data
– Analisis data
– Pemrosesan file
– Statistik
– Pembuatan laporan

Ø Audit Operasional Pemrosesan Data


Berbagai teknik dan prosedur yang digunakan dalam audit operasional hampir sama dengan yang diterapkan dalam audit sistem informasi dan keuangan.
• Perbedaan utamanya adalah bahwa lingkup audit sistem informasi dibatasi pada pengendalian internal, sementara lingkup audit keuangan dibatasi pada output sistem.
• Sebaliknya, lingkup audit operasional lebih luas, melintasi seluruh aspek manajemen sistem informasi.
• Tujuan audit operasional mencakup faktor-faktor seperti: efektivitas, efisiensi, dan pencapaian tujuan.
• Pengumpulan bukti mencakup kegiatan-kegiatan berikut ini :
Meninjau kebijakan dokumentasi operasional
Ø
Melakukan konfirmasi atas prosedur dengan pihak manajemen serta personil operasional
Prosedur pengumpulan bukti, contohnya :
– Mengamati fungsi-fungsi dan kegiatan operasional
– Memeriksa rencana dan laporan keuangan serta operasional
– Menguji akurasi informasi operasional
– Menguji pengendalian

Situasi Yang Muncul Dalam Audit Operasional Pemrosesan Data
Dalam hal pemrosesan data yang umumnya terjadi adalah:
- Biayanya tinggi untuk penyediaan jasa komputer.
- Bagian utama dari rencana perusahaan.
- Usulan perolehan hardware yang utama atau meng-upgrade software.
- Ketidakmampuan menerima pemrosesan data komputer secara eksekutif.
- Kebutuhan pemrosesan data eksekutif yang baru untuk penilaian secara

Intensif.
- Ketidakteraturan perputaran personil dalam departemen pemrosesan data.
- Usulan untuk mengkonsolidasi atau mendistribusikan sumberdaya pemrosesan

data.
- Merupakan sistem utama yang tidak responsif terhadap kebutuhan atau sulit

dalam pemeliharaan.
- Meningkatnya jumlah komplain user.

Sumber :

http://uin-suka.info/joomlakusuka/audit/sai/pengauditan.htm

http://bombomers.co.cc/2010/11/audit-sistem-informasi-berbasis.html

http://rahasiaakuntansi.blogspot.com/2010/09/pedomanstandar-audit.html

Rabu, 03 November 2010

Tugas Kelompok Analisis Sistem Informasi


Nama : 1. Budi lukman Nul Hakim ( 30108441 )

2. Setiyo Kuncoro ( 31108811 )

3. Sodik Abidin ( 31108855 )

4. Widya Agus Budi P ( 32108037 )

5. Widy Septian ( 32108033 )

Kelas : 3 DB 11


Sistem Billing Rumah Sakit


Pada dasarnya sistem billing merupakan sistem pencatat dan pemonitor transaksi berbentuk software. Awalnya penciptanya hanya menciptakan sistem billing ini berbentuk software yang jika orang ingin memilikinya mereka haruslah membeli software tersebut dan kemudian menginstallnya ke komputer.

Tetapi kini, dengan adanya internet, kemudian software-software tersebut dapat di download melalui situs-situs yang disediakan. Ada bermacam-macam model sistem billing dengan kelebihan dan kekurangannya, ada juga yang gratis dan ada juga yang dikenai biaya. Untuk mendownload dengan aman agar hardisk tidak terkena bahaya virus, kita dapat menggunakan FDM (Free Download Manager), software ini bekerja membantu kita agar melakukan proses download di jalurnya.

Perangkat pendukung

Perangkat yang mereka butuhkan antara lain yaitu :

I. Perangkat Keras (Hardware)

  • Server, dengan spesifikasi minimum :
  • Processor Pentium II 300 Mhz
  • Memori 64 MB
  • Harddisk 3,2 GB
  • Workstation, dengan spesifikasi minimum :
  • Processor Pentium 166 Mhz
  • Memori 32 MB
  • Harddisk 2,1 GB

II. Perangkat Lunak (Software)

  • Microsoft WindowsNT Server 4.0
  • Microsoft Windows 98
  • Microsoft SQL Server 7.0
  • Program Billing System
  • PDR40606.0946.36

III. Sistem Jaringan Komputer Billing system merupakan aplikasi yang terintegrasi, sehingga komputer-komputer yang ada (server dan workstation) harus dihubungkan dengan menggunakan topologi star. Dengan sistem jaringan komputer ini operasional ataupun proses monitoring dapat dilakukan dari mana sesuai, sesuai hak akses masing-masing pengguna.

Perangkat yang terpenting dari semuanya adalah sumber daya manusia yang terampil dan disiplin dan juga jujur sehingga sistem dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan.

Kemampuan Sistem Billing

- Sistem Billing Rumah sakit

1. Pendaftaran

  • Mendata pasien baru dan memberikan nomor registrasi secara otomatis
  • Menerima pasien lama (kunjungan)
  • Mendata diagnosa awal penyakit pasien
  • menangani transaksi karcis
  • memberikan informasi data pasien, kondisi kamar serta tarif di rumah sakit
  • Tersedia print out karcis

2.Instalasi Rawat Jalan/Instalasi Penunjang (Laboratorium, Radiologi dll)

  • Menangani transaksi tindakan, pemakaian alat-alat kesehatan
  • Menampilkan tarif secara otomatis

3.Instalasi Rawat Darurat

  • Menangani transaksi tindakan, pemakaian alat-alat kesehatan
  • Menampilkan tarif secara otomatis

4.Instalasi Rawat Inap

  • Menangani transaksi tindakan, pemakaian alat-alat kesehatan
  • Menangani transaksi visite dan konsul
  • Menangani transaksi penggunaan tempat tidur
  • Menangani proses pindah kamar/ruangan/kelas
  • Menangani transaksi antar tempat layanan
  • Menangani transaksi pergantian paramedis
  • Menampilkan tarif secara otomatis

5.Pembayaran

  • Menangani pembayaran pasien (langsung lunas)
  • Menangani pembayaran pasien dengan mengangsur
  • Menangani pembayaran pasien dengan subsidi
  • Menangani pembayaran pasien dengan jaminan/ASKES
  • Tersedianya print out jenis transaksi dan tagihan pasien

6.Laporan

  • Menyajikan jenis transaksi dari tiap pasien termasuk rincian biaya
  • Menyajikan daftar kunjungan pasien serta histori penyakitnya
  • Menghitung dan menyajikan secara otomatis jasa medis
  • Menyajikan besar pendapatan, subsidi, jaminan, termasuk rincian penerimaan
  • Menyajikan laporan 10 penyakit terbanyak

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan sistem Biling

  • Memudahkan pemilik usaha untuk memanage segala transaksi yang terjadi
  • Pemakaiannya lebih praktis
  • Lebih menghemat dari segi pengeluaran, maksutnya dengan menggunakan sistem billing ini setiap usaha hanya perlu memperkerjakan satu orang operator untuk mengontrol segala aktivitas transaksi yang terjadi
  • Simpel dalam menggunakannya karena sudah dilengkapi fiture-fiture standard yang dibutuhkan

Kekurangan sistem billing

  • Software ini masih mudah di hack
  • Jika internet atau listik di sekitar sedang bermasalah, maka sistem ini pun akan ikut bermasalah, karena sistem ini benar-benar tergantung oleh internet dan juga listrik
  • Jika software masternya terkena virus dan seluruh datanya hilang sulit untuk mencari history back up-nya
  • Menurut para pengguna, sistem ini masih terdapat Bug, dan masih mudah dilumpuhkan. Olehkarena itu keamanan sistem ini belum terjamin sepenuhnya. Sebagai solusinya ada beberapa software yang telah mengeluarkan produk pengamannya seperti yang digunakan pada beberapa rumah sakit PPIM FKUB Malang.